Prinsip Dualitas
·
Dua
konsep yang berbeda dapat di pertukarkan namun tetap memberikan jawaban yang
benar.
·
Jika
kita menukar ∪
dengan ∩ dan S dengan ø dalam setiap pernyataan tentang himpunan, maka
pernyataan baru tersebut disebut dual
dari pernyataan aslinya.
·
Misalkan
s adalah pernyataan (umum) yang berkaitan dengan kesamaan dari dua ekspresi
himpunan. Masing-masing ekspresi mungkin memuat satu atau lebih pemunculan
himpunan (seperti A, Ā, B, B̅, dst),
satu atau lebih pemunculan ø dan U, dan hanya operasi himpunan ∪ dan ∩. Dual dari s,
dilambangkan sd adalah himpunan yang diperoleh dari s dengan mengganti:
(1) ø dengan U dan U
dengan ø di dalam s
(2) ∩ dengan ∪ dan ∪ dengan ∩ di dalam s.
Misal:
(a)
s : A ∩ (A∪B) = A
sd
: A ∪ (A
∩ B) =A
(b)
s : A
∪Β = Ā̅ ∩B̅
sd
: A ∩Β = Ā̅ ∪ B̅
Contoh :
AS → kemudi mobil di kiri depan
Indonesia → kemudi mobil di kanan
depan
Peraturan:
(a) di Amerika Serikat,
• mobil harus berjalan di bagian kanan
jalan,
• pada jalan yang berlajur banyak,
lajur kiri untuk mendahului,
• bila lampu merah menyala, mobil
belok kanan boleh langsung
(b) di Indonesia,
• mobil harus berjalan di bagian kiri
jalan,
• pada jalur yang berlajur banyak,
lajur kanan untuk mendahului,
• bila lampu merah menyala, mobil
belok kiri boleh langsung
Prinsip dualitas pada kasus diatas
adalah:
Konsep kiri dan kanan dapat
dipertukarkan pada kedua negara tersebut sehingga peraturan yang berlaku di
Amerika Serikat menjadi berlaku pula di Indonesia.
Prinsip
Dualitas pada Himpunan.
Misalkan S
adalah suatu kesamaan (identity) yang melibatkan himpunan dan
operasi-operasi seperti ∪,
∩, dan komplemen. Jika S* merupakan kesamaan yang berupa dual dari S maka
dengan mengganti ∪
→ ∩, ∩ → ∪,
∅ → U, U → ∅, sedangkan komplemen
dibiarkan seperti semula, maka operasi-operasi tersebut pada kesamaan S* juga
benar.
Tabel Dualitas dari Hukum Aljabar Himpunan
1
|
Hukum identitas:A ∪ ∅ = A
|
Dualnya:A ∩ U
= A
|
2
|
Hukum null/dominasi:A
∩ ∅ = ∅
|
Dualnya:A ∪ U = U
|
3
|
Hukum komplemen :A ∪ A = U
|
Dualnya:A ∩ A=
∅
|
4
|
Hukum idempoten :A ∪ A = A
|
Dualnya:A ∩ A
= A
|
5
|
Hukum penyerapan :A
∪ (A ∩ B)
= A
|
Dualnya:A ∩ (A
∪ B) = A
|
6
|
Hukum komutatif :A
∪ B = B ∪ A
|
Dualnya:A ∩ B
= B ∩ A
|
7
|
Hukum asosiatif :A
∪ (B ∪ C) = (A ∪ B) ∪ C
|
Dualnya:A ∩ (B
∩ C) = (A ∩ B) ∩ C
|
8
|
Hukum distributif :A
∪ (B ∩ C)=(A
∪ B) ∩ (A ∪ C)
|
Dualnya:A ∩ (B
∪ C) = (A ∩
B) ∪
(A ∩ C)
|
9
|
Hukum De Morgan:BA∪ = A ∩ B
|
Dualnya:BA∩ = A
∪ B
|
10
|
Hukum 0/1∅= U
|
Dualnya:U = ∅
|
Referensi:
https://ainunannisablog.wordpress.com/2013/09/28/6/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar